5.1.12

Persis +6bulan

Jangan kaget atau lebih dulu menyimpulkan judul di atas. Baca dulu cerita berikut, baru tahu maksudnya ;)
Sudah tanggal lima lagi. First 5th of the year, January 5th, year 2012. Hello 5! Dan tepat hari ini juga usia saya duapuluhdelapantahunenambulan. Bukan angka yang sedikit, tapi juga belum banyak, apalagi kalau urusan pengalaman.. wuih.. masih belum ada apa-apanya dibanding senior-senior (baca: orang yang usianya lebih banyak angkanya daripada saya).
Seperti yang sudah-sudah, tanggal lima adalah tanggal angka yang saya suka. Because it's my birth date. There's no other particular reason, well, not for now.

Kali ini saya ingin menulis pengalaman tanggal 5 Januari 2012 dengan gaya tulisan ala diary (setidaknya saya akan mencoba menulis dengan cara itu).
Hal yang pertama kali dilakukan hari ini, bangun tidur (do'oh (¯―¯٥) ). Setelah itu melakukan "ritual" harian, mulai dari brush my teeth, mandi, bla-bla-bla.
Selesai dengan bla-bla-bla di rumah, lalu berangkat menuju RS Tebet untuk menjenguk Ibu Rya (aka my mom) yang sedang dirawat di rumah sakit (get well soon, ma). Tapi sebelum itu, sempat ada cerita aneh, atau lucu (?). Pada Rabu (4/1) malam, saya (yakin) menaruh helm di kursi yang terletak di teras rumah. Pagi tadi saya berencana untuk nebeng sampai kantor. Adik saya (yang nyaris terlambat) sudah menunggu sekitar 15 menit. Tapi begitu kami mau berangkat, ternyata helmnya tidak ada di tempat (mungkin sedang ijin ke toilet?). Saya jelas heran, karena merasa sangat yakin telat meletakkan helm di kursi. Sudah dicoba dicari pun tetap gak ketemu. Intinya, sia-sialah adik saya menunggu karena saya batal nebeng.
Masih agak bingung dengan urusan helm, saya lanjut pergi ke RS, naik ojek tentunya (alat transportasi yang cukup menunjang untuk lalu lintas seperti Jakarta yang gak pernah bosan dengan macet).
Sampai di RS, dengan membawa bantal, selimut, dkk, saya juga sambil terburu-buru mengetik berita (yang seharusnya sudah dikirim sejak pagi *sorry boss*). Sepagian dihabiskan waktu mengetik berita di kamar RS. Tadinya akan ke kantor, tapi mengurungkan niat karena melihat situasi lalu lintas dan merasa lebih efektif jika menyelesaikan pekerjaan di tempat saya sedang berada.
Selepas deadline, barulah saya bisa "bernapas lega". Karena pulsa habis, akhirnya memutuskan menanyakan tugas melalui email, yang tak kunjung berbalas hingga siang hari. Akhirnya, saya menghabiskan siang di kamar RS, ditambah hujan, jadilah tidak bisa ke mana-mana (*sebenarnya bisa ke mana-mana, tapi risikonya kehujanan*).
Ternyata, menunggu tanpa ada kegiatan (seperti main komputer, baca buku, dsb) itu membingungkan ya. Sempat mati gaya, tapi syukur masih ada televisi dan kebetulan acaranya cukup menarik. -sela mulai- ternyata dokter jaganya masih sama dengan yang semalam *winkwink* -sela selesai-. Selain nonton televisi, kegiatan lain adalah main sudoku! Siang hari, baru agak "disibukkan" dengan kegiatan mengurus administrasi ke bagian asuransi, sambil bolak-balik ke tempat fotocopy karena sempat bawa kertas yang salah. Olahraga hari ini adalah naik turun tangga :D *well, it's been a long time. i do miss stairs (don't get me wrong)* -sela mulai- eh, si dokter masih duduk manis di tempat itu *another winkwink* andai..oh andai saya berani..mungkin itu sekedar penghibur*. Setelah selesai dengan urusan administrasi, lanjut lagi dengan televisi dan sudoku sambil menunggu hujan reda.
Agak sore, saya memutuskan bertemu seorang kawan di Gelael. Sambil menunggu di Gelael, saya menyempatkan diri mampir ke kafe Gelael di lantai 2 dan makan ice cream Indonesiana Avocado. Es krim yang satu itu, gak ada matinya! My favorite ice cream since I was in elementary school. It's so yummy (˘ڡ˘) !!
Kemudian, saya diajak nongkrong di The Coffee Bean&Tea Leaf TIS, salah satu produk Transcorp. Pakai kartu kredit Mega diskon 50 persen, dengan syarat pembelian minimal Rp 250rb. Saran saya, pergilah beramai2, jadi terasa hematnya. Duduk-duduk, cerita-cerita sambil minum cookies&cream ice blended dan makan cheese quiche (ditraktir lho hehehe). Tidak datang selama beberapa hari terakhir membuat saya ketinggalan berita. Tapi, sudah cukup ter-update.
Hari ini masih belum selesai di TIS. Saya masih lanjut ke wilayah Kemang untuk bertemu kawan yang lain. Janjiannya di Warung Pasta, letaknya tak jauh dari Ranch Market. Dua kali bolak-balik Jl Kemang Raya, tapi gak ketemu juga sama yang namanya Warung Pasta. Akhirnya memutuskan pindah ke Domino's Pizza. Waktu saya sampai di Domino's, eh ternyata si Warung Pasta sudah pindah tempat dan plangnya pun tidak terlalu mencolok karena terletak di lantai 2.
Ya sudah, mampir ke Domino's sebentar dan beli 2 potong Apple Strudel. Lalu, lanjut ke Warung Pasta untuk memenuhi rasa penasaran makan di warungnya pasta. Tempatnya asik, nyaman, pilihan pasta beragam, dan yang juga penting adalah harga yang terjangkau. Untuk pasta mulai dari Rp 15.000 (ukuran small), tapi untuk porsi perempuan saya rasa sudah lumayan, kecuali kalau nafsu makan sedang berlebihan. Ada juga menu appetizer, pizza, nasi keju, bermacam dessert, dan minuman. Jadi, untuk tempat dengan konsep yang menarik, saya menunjuk Warung Pasta sebagai tempat yang recommended :)
Obrolan di Warung Pasta bukan cuma soal saya yang sedang tanya-tanya mengenai bagaimana kerja di majalah, karena akhirnya melebar ke urusan macam-macam. Mulai dari teman-teman yang sudah menikah, hamil, dan melahirkan, kriteria yang diharapkan, cita-cita, sampai ke pertanyaan "kira-kira bagaimana hidup saya ke depan?". Semua memang masih wacana, tapi gak ada salahnya untuk dibicarakan, tho?
Sedikit-sedikit, saya mulai lebih terbuka tentang hal bahwa "bukan cuma saya yang mengalami hal ini di dunia, karena ada juga orang lain di luar sana yang mengalami hal yang sama, jadi jangan merasa aneh atau membuat menjadi minder atau tidak percaya diri". Yeah, ada miliaran manusia hidup di bumi, diperkirakan sudah mencapai 7 miliar, dan itu berarti semua bukan hanya tentang saya. Saya juga punya hal yang harus diurus dan dilakukan dalam hidup, tapi bukan saya satu-satunya yang mengalami, misalnya persoalan mengenai hal A atau B. (Dan selalu ingat, bahwa saya punya Tuhan Yesus yang jauh lebih besar dari persoalan hidup. Saya pasti bisa).
Di tengah-tengah obrolan tentang pria, menikah, dll itu, saya pun mengakui kalau sedang tertarik dengan si dokter. Saya ceritakan, di jari manisnya belum ada cincin, jadi bisa jadi si dokter belum menikah. Tapi kemudian meluaskan pikiran bahwa sekarang ini banyak pria (dan wanita juga) yang sudah menikah tapi tidak mengenakan cincin di jarinya sebagai simbol sudah menjadi milik seseorang. Membingungkan ya. Entah karena tidak mampu membeli cincin, atau cincinnya sudah kesempitan karena tubuh yang semakin mekar, atau karena tidak suka memakai cincin, atau tidak mau ketahuan sebenarnya sudah "bercincin", dan berbagai kemungkinan lain. Tapi semoga bukan karena tidak mau ketahuan. That sucks.
Selepas berbincang-bincang di Warung Pasta, saya masih lanjut ikut kawan saya itu ke kostnya. Dia baru pindah. Ternyata kostnya sangat dekat dengan tempat kerjanya sekarang, sebuah majalah directory yang diberikan secara gratis dan biasanya tersedia di tempat-tempat nongkrong seperti sejumlah rumah kopi modern. Sambil melanjutkan obrolan, lalu saya ingat bahwa harus menghubungi narasumber untuk bahan berita *kerja tak kenal waktu* (terima kasih kepada narasumber yang masih mau menerima telepon padahal sudah hampir jam10pm). Memang, beritanya tidak langsung ditulis karena masih harus bikin transkripnya. Tapi paling tidak sudah ada bahannya.
Akhirnya, hari saya hari ini, 5 Januari selesai di Jl Fatmawati menunggu dijemput adik (thank u bro!). Sebagian tulisan ini saya buat di kost teman saya, lalu ada juga yang di atas motor dalam perjalan motor, serta sisanya ketika sudah sampai di rumah (dengan selamat tanpa kekurangan suatu apapun. Thank God).
Saya harus mulai membiasakan diri lagi menulis hal-hal seperti ini, bukan melulu menulis straight news. Ingin kembali dan harus terus menambah kosa kata. Yang terpenting, saya ingin terus menulis, menulis yang sesuai dengan kemauan dan kata hati saya, bukan karena tuntutan pekerjaan atau lainnya. Menulis itu menyenangkan, walau tak lagi menulis dengan pensil atau pulpen di atas kertas. Hey tapi, saya juga akan kembali menggiatkan jemari menari dengan pensil atau pulpen untuk menggoreskan huruf dan kata di atas lembar-lembar kertas.

I thank God for today and everyday.


-dmj.

(Jakarta, 5 Januari 2012 -tapi baru selesai ditulis 6 Januari 2012 pukul 12:40am-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar