6.11.10

Kunjungan Wapres Boediono ke Saumlaki

ini link dari situs www.wapresri.go.id >> http://www.wapresri.go.id/index/preview/berita/803
terkait kunjungan ke Saumlaki, Maluku.
dan, ini link jika ingin mengetahui tentang Saumlaki lebih lanjut dari wikipedia.

--- ---

Menanti Kedatangan Pemimpin Nasional Setelah 52 Tahun

Sabtu, 6 Nopember 2010

Kunjungan Wakil Presiden Boediono ke Saumlaki
Saumlaki. Lautan yang luas nan biru dan daratan yang hijau rindang oleh pepohonan tampak begitu indah dari ketinggian. Tak lama kemudian, pesawat Dash-7 yang ditumpangi Wakil Presiden (Wapres) dan Ibu Herawati Boediono mendarat di Saumlaki, pukul 16.15 WIT, 5 November 2010. Keindahan alam dari atas angkasa ternyata juga dilengkapi dengan keramahan penduduk yang hangat menyambut Wapres dan rombongan. Beberapa menteri yang menyertai Wapres dalam kunjungan kali ini adalah Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Helmy Faisal Zaini, dan Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak.

Di sepanjang jalan dari Bandara hingga kediaman Bupati Maluku Tenggara Barat, Bitzael Silvester Temmar, barisan  panjang anak sekolah yang menyambut Wapres sama sekali tak terputus. Anak-anak TK hingga SMA itu mengibarkan Sang Merah Putih. Beberapa kelompok juga menyanyikan lagu-lagu riang, menyampaikan selamat datang kepada Mel Ratan Ken Tnebar Barataman. Itulah gelar adat Wapres Boediono dari masyarakat Maluku Tenggara Barat yang berarti: Bangsawan tertinggi dari barat yang dipertuan di Kepulauan Tanimbar.


Antusiasme para pelajar ini sangat menyentuh Wapres. “Itu adalah hadiah terbesar yang saya terima,” tuturnya.
Sebetulnya, sangat bisa dipahami mengapa masyarakat Saumlaki sangat antusias menyambut Wapres. Sejak 1958 saat Presiden Soekarno bermuhibah ke sana, belum pernah ada lagi pimpinan nasional yang mampir ke Saumlaki, beranda terdepan Indonesia yang berhadapan dengan Australia. Maka kunjungan itu memberikan arti tersendiri bagi Wapres Boediono..

Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu juga sangat berbahagia bisa menyambut kehadiran Wapres di Maluku. “Bagi kami kunjungan Wapres ke Kabupaten MTB, akan memberi dampak sosial, ekonomi, maupun politik ke depan,” ujar Gubernur. Saat ini, masih banyak sumberdaya Provinsi Maluku yang belum dikelola dengan optimal. Maka, Gubernur berjanji akan membuat Maluku selalu terbuka. Ia berharap berbagai BUMN akan hadir untuk mengelola potensi-potensi itu. Apalagi perdamaian dan ketenteraman telah kembali di Maluku.

Agenda kunjungan itu sendiri sangat padat, maklum hanya 22 jam Wapres berada di Saumlaki. Begitu tiba di kediaman Bupati dan mengikuti upacara adat pemberian gelar, Wapres langsung meresmikan tiga proyek sekaligus: Kantor Bupati Maluku Tenggara Barat, Rumah Sakit Umum Daerah dr. PP Magretti, dan Perpustakaan Daerah. Setelah itu Wapres mendengar paparan mengani proyek Lapangan Gas Abadi di Blok Masela. Selanjutnya melakukan dialog dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah se-Provinsi Maluku hingga larut malam, lewat pukul 22.00 WIT.

Sedangkan keesokan harinya, agenda Wapres dimulai dengan silaturahmi dengan komunitas pendidikan Maluku Tenggara Barat di SMA Unggulan Saumlaki, kunjungan ke RSUD dr PP Magretti, dan silaturahmi dengan komunitas Proyek Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Agenda terakhir Wapres sebelum bertolak kembali ke Jakarta adalah penanaman pohon di halaman Kantor Bupati  sebagai dukungan untuk gerakan satu miliar pohon untuk Indonesia.

“Gedung dan berbagai sarana yang saya resmikan hari ini adalah sarana untuk perbaikan pelayanan kepada masyarakat, bukan hanya untuk menyenangkan aparat pemerintahan. Pelbagai sarana yang kita bangun ini akan sia-sia jika tidak membawa perbaikan pada pelayanan umum,” tutur Wapres saat menyampaikan sambutan. 

Dalam kesempatan itu, Pemerintah Pusat juga menyampaikan berbagai bantuan kepada Kabupaten Maluku Tenggara Barat yang merupakan hasil pemekaran sejak 10 tahun lalu. “Tak perlu saya ingatkan lagi bahwa tujuan pokok pemekaran adalah perbaikan kesejahteraan rakyat, bukan kesejahteraan para pejabat maupun aparat pemerintahan dan politisi. Tingkat kemiskinan rakyat sedapat mungkin harus kita turunkan. Inilah tujuan utama kita menata pemerintahan di daerah-daerah,” begitu pesan Wapres.

Manfaat sebesar-besarnya sumber alam harus tinggal
Perhatian pada kesejahteraan rakyat di daerah juga muncul setelah Wapres mendengar paparan mengenai proyek Lapangan Gas Abadi di Blok Masela.  Lapangan Abadi terdiri dari tujuh sumur yang terletak persis di perbatasan Indonesia dan Australia. Menurut Kepala Pengawas dan Pengendali Proyek Masela dari BP Migas, Susilo Siswo Utomo, “Cadangan gas di sini diperkirakan antara 6 Trillion Cubic Feet (TCF) hingga 9 TCF . Itu yang terbukti dengan perkiraan optimistik cadangan bisa mencapai 13 TCF, setara Lapangan Gas Arun. Ini cukup besar.”

Kontraktor lapangan gas ini Inpex Corp., sebuah perusahaan Jepang yang sudah aktif di pertambangan minyak dan gas di Indonesia sejak 1966. Inpex ingin membangun fasilitas terapung untuk mengolah gas Lapangan Abadi menjadi Liquified natural gas (LNG). Pabrik LNG ini berkapasitas  2,5 juta ton per tahun (MTPA) “Investasinya US $ 5 miliar dan target mulai berproduksi pada 2016,” ujar Susilo.

Agar jadwal ini tidak meleset, Susilo berharap izin Plan of Development (PoD) dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah terbit pada akhir November 2010 ini. “Kami mengharap dukungan dan bantuan Bapak Wakil Presiden,” tutur Susilo.

Menanggapi permintaan ini, di depan para pimpinan daerah se Maluku, Wapres menyampaikan dukungannya. “Pemerintah Pusat ingin sekali proyek ini berjalan secepatnya dan memberi hasil bagi Maluku. Untuk memudahkan proses ini, saya harapkan daerah punya satu suara. jangan sampai masing-masing Bupati punya suara dan kepentingan sendiri,” katanya.

Dan yang terpenting adalah, manfaat proyek itu yang sebesar-besarnya harus tetap tinggal di Maluku dan Indonesia. Di masa lampau, Pemerintah hanya mendapatkan devisa saja dengan menjual gas. Kini tidak boleh lagi seperti itu. “Eksploitasi sumber alam harus memberi manfaat sebesar-besaranya pada daerah maupun negara kita dari segi apapun. Apakah itu konstruksi maupun kegiatan finansial,” kata Wapres.

Siaga bencana dan menjaga perdamaian
Ada dua pesan penting lagi dari Wapres pada pimpinan daerah se-Provinsi Maluku. Yang pertama, kesiapan menghadapi bencana. Sebagai negara yang terletak di atas pertemuan lempeng-lempeng benua dan juga pertemuan dua rangkaian gunung berapi, tanah air kita sangat rentan terhadap bencana alam. Memang, tanah ini sangat kaya akan energi dan segala macam mineral. Namun, kita juga harus siap menghadapi segala risiko karena letak geografis itu.

“Tak ada satu pun orang yang tahu kapan bencana akan datang, oleh karena itu strategi  terbaik untuk menghadapinya adalah selalu waspada dan meningkatkan kewaspadaan,”tutur Wapres. Kesiapan warga masyarakat adalah hal terpenting dan paling efektif mencegah jatuhnya korban. Kuncinya adalah latihan penyelamatan bencana. Wapres mencontohkan satu desa di mentawai yang penduduknya selamat dengan korban nyaris nol meskipun desanya hancur. Warga desa itu selamat karena sudah mempunyai skenario bencana, mengetahui apa yang harus dilakukan saat bencana datang, dan sering melatihnya. “Alatnya hanya kentongan, jadi tidak memerlukan biaya mahal,” tutur Wapres.

Belajar dari pengalaman ini Wapres mengajak seluruh Bupati di Maluku, yang juga kerap diguncang gempa bumi, untuk membuat skenario itu. Bahkan, cara-cara penyelamatan ini harus dilatih hingga ke desa-desa.

Kedua, Wapres juga sangat bersyukur bahwa ketentraman dan keamanan telah kenali ke Maluku. “Ini faktor mutlak, tanpa ketentraman dan keamanan tak akan ada inevstor yang datang dan tak ada pertumbuhan ekonomi. Otomatis, tidak akan ada perbaikan kesejahteraan rakyat,” tutur Wapres. Oleh karena itu, Wapres meminta seluruh pimpinan daerah di Maluku terus memelihara kedamaian itu demi percepatan perbaikan kesejahteraan rakyat.

Keesokan harinya, Sabtu 6 November 2010, Wapres bersilaturahmi dengan komunitas pendidikan Maluku Tenggara Barat di SMA Unggulan Saumlaki, meninjau RSUD dr PP Magretti,  dan bertemu dengan pegiat PNPM Mandiri. Sebelum bertolak ke Jakarta siang harinya, Wapres menyempatkan diri menanam pohon trembesi di halaman Kantor Bupati Maluku Tenggara Barat.

Dalam pertemuan dengan komunitas pendidikan, Wapres meminta perhatian para pejabat yang berwenang agar akses internet di sekolah-sekolah Maluku Tenggara Barat bisa diperbaiki. "Ini sangat penting, akses internet bisa menjadi pengganti minimnya sarana fisik di sekolah. Tadi pagi saya mencoba, di sini akses internet ternyata masih belum lancar," kata Wapres. (Bey Machmuddin)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar